Gara-gara Teman Teler, Obama Masuk Penjara

Jam 12.00 – 13.00 jam istirahat dan makan pagi sekaligus makan siang bagi beberapa kuli yang tak terawat dan saya termasuk membernya. Seperti biasa, makan di warung langganan para kuli yang murah, meriah dan kenyang, berbeda dengan para staf yang sudah dijatah makan siang kantor, karena menu yang gak cocok dengan perut maka, disisihkan buat OB sajah. Sambil bersenda gurai mulai ambil makanan sesuai selera dan isi kantong. Biasanya makan siang selalu ditemani oleh bakso langganan kami, tapi sebulan terakhir ini hilang dari orbitnya tanpa ada yang tahu dimana rimbanya.

Panjang umur, tiba-tiba dari kejauhan nampa sepeda motor suzuki bravo yang renta meraung-raung menahan beban rombong bakso dikiri kanan bodi motor. Bakso Obama, biasa kami menyebutnya, karena penjualnya mirip jauh dengan Obama, hanya kulit hitam dan rambut ikal pendeknya yang sama, tapi nasib berbeda semua. Sepeda motor di tangkringkan dan mulai menata barang dagangannya, sembari menyalakan sound system lagu dangdut campur sari mirip orang jualan gethuk lindri. Para langganan yang lama rindu dengan bakso prasmanan Obama mulai mengantri. Uniknya, beli bakso disini, pembeli mengambil sendiri bulatan bakso, mie, brambang goreng, kuah, acar dan kecap-saus lalu menghadap sang presiden yang jadi kasir.

Selesai melayani para tamunya, iseng ngobrol bentar sembari beres-beres rombong.
“Mas Presiden lama gak nongol kemana aja, sibuk ngurus negara ya?” tanya saya
“bar disekolahke negara 1,5 bulan..mas” jawabnya dengan santai.
“weh..disekolahke jurusan apa Mas… bea siswa yoooo?”
“disekolahke di lembaga permasyarakatan jurusan sel blok D khusus Narkoba”
“wah..wah Jadi aktifis Badan Narkotika Nasional ya… manteb..manteb”
“manteb piye mas.. aku di penjara kok malah manteb” jawab Obama sambil terus tangannya lincah memotong mentimun buat acar.
“wah bercanda..ini..bercanda…” ledek saya seperti gaya Edi Supono OVJ.

“bener mas.. aku dipenjara.. critane begini”, bakalan serius ini, pisau diletakan lalu mulai menceritakan dan semua yang hadir seolah seperti mendengarkan warta berita. Malam itu mas, pas pulang dari keliling jual bakso saya melihat teman-teman kampung saya pada teler dipinggir jalan. Saya kawatir mereka kesenggol truk lantas saya papah kepinggir jalan, dan bener saja ada truk datang. Tak disangka ternyata truk patroli Polisi, dan tau sendiri saya ikut di angkut. Padahal saya sudah jelaskan, kalau saya tidak terlibat, sambil “haaah…haaaah…haaaah” mulut saya tidak bau vodka pak. Namun pak Polisi tidak percaya, jadi-dah kita di sel bersama-sama. Setelah disidik, tanda tangan berita acara, sidang dan kena 1,5 bulan penjara. Sebenarnya suruh nebus 3 juta, tapi duit dari mana? malah tak tawar “bagaimana kalau selama 1,5 bulan bakso gratis buat semua anggota polsek, tapi saya dilepas”, pak Polisi tetep kekeh dengan pendiriannya.Akhirnya sekolah sambil diasramakan selama 1,5 bulan di lapas.

Hemm… sebuah kisah nyata, gara-gara nolong orang teler ikut diangkut juga. Kisah tersebut juga di Alami Nenek di Purwokerta yang mencuri 5 buah cokelat, dilain tempat hanya gara-gara mencuri sebuah semanggka seharga 2ribu perak harus ditebus 5 tahun kurungan. Coba lihat, para pengemplang duit negara dengan nilai miliaran rupiah, masih berlenggang kangkung saja. Tidak tahu hukum ini mau dibawa kemana arahnya dan berapa duit untuk diobral kepada orang-orang tajir dan penguasa.

Mendengar cerita Sang Presiden dari negri bakso, sungguh tragis, dimana menjadi tulang punggung keluarga, langganan hampir semua karyawan pabrik saya dan harus menjalani kurungan terali besi tanpa bisa dibuktikan apa kesalahannya. Niat baik menolong orang teler harus ditebus dengan penjara atau tebusan. Di akhir cerita, sebuah penutupan yang membuat hati ini bangga pada sang Presiden.
“lho Pres, apa temen-temenmu yang teler ndak jelaskan kalau kamu itu cuma menolong?”
“mase iki gimana tho, namanya juga orang teler, mana sadar mas… mereka baru sadar dan kaget begitu melihat saya ikut dalam satu bui hahahahaha…. yo wis mas pasrah, percumah minta dibela ama orang teler..polisi juga mana percaya hahahaha”.

Waktu istirahat usai, dan Sang Presiden dari Negri bakso melanjutkan lawatannya. Pemimpin besar, nasibnya juga tak jauh beda; Ir Soekarno, Nelson Mandela juga pernah dipenjara.

Salam

DhaVe
Office, 2 Desember 2009, 13.00.

25 thoughts on “Gara-gara Teman Teler, Obama Masuk Penjara

  1. @arif; cuma wartawan mulkiply yang tahu hehehe….@rirhy; saya juga bingung je.. antara kasihan dan tertawa…@sulis; negri dagelan kalee… yach semoga lekas bangun dan sadar hehehe… suwun Om.

  2. tongkat hukum negara ini kek gebuk kasur kasur yg dari rotan itubisa lentur bisa keraskalo kena orang jelas suakit karena keraskalo buat mukul kasur ya lentur dong karena sama2 dapet untunghehehehhehe

  3. @mBam; kayaknya pernah keciduk ya Om…?@lala; ngeri gubug kasur… pedes..lentar lentur pedas pedes… lha Hukum cuma diselembar kertas yang bisa ditekak tekuk dilipat bahkan disetip….

  4. bukan rahasia lagi kan seperti itusedang yang korupsi ajah dipenjara kek pindah rumah ja ada kulkas televisi :(so sad …….emboh bingung mau comment apa

  5. dhave29 said: @elok; ora iso nganggo suiiiiiii :=p

    @elok; wehehe.. bener khan..@agnes; yach itulah yang ada… bagaimana menanggapi secara jenaka hehehe@alam;meluncurrr akan kucuri hatimu hahaha….

  6. dhave29 said: @elok; ora iso nganggo suiiiiiii :=p

    kha waktu itu nggak ada fesbuk? coba bikin gerakan 2 juta atau berapa juta fesbuker buat bebasin Mas Obama… gak nang Lawang (600) sewu.. gak nang dalan… duwitttt ae..

  7. dhave29 said: @elok; ora iso nganggo suiiiiiii :=p

    @alex;yie… jangan salah.. kemarin baru habis jalan ama teman Jogja buat hajar jalan dan seputaran sembarang… ini lagi ngediit….Yups.. sekarang sudah bebas…

Leave a reply to dhave29 Cancel reply