Revolusi Gaya Hidup menjadi Kebutuhan Hidup

Celotehan ini mungkin akan sangat dirasakan oleh yang sudah lahir ceprot dijamannya, mungkin yang baru lahir ceprot di awal tahun 90an perlu jalan-jalan ke museum terlebih dahulu. Perkembangan teknologi yang semakin cepat dan selalu berganti dalam setiap inovasi dan modifikasinya. teknologi terbaru tentunya masih mengadopsi teknologi lama sebagai dasarnya, sehingga bisa diketahui asal mula dari teknologi sebelumnya.

Perkembangan teknologi informasi bak meteor yang melaju cepat dan semakin cepat seolah tak terkendali, hanya pandangan mata dan dengungan telinga yang bisa mengikuti kecepetannya, sedang otak dan dompet seolah tertatih. Berawal dari kode asap (kaya film Indian), genderang, kentongan yang memberikan signal informasi, sekarang sudah diganti ring tone yang merdu sekali.

Mungkin jaman SD, SMP di era 90an masih teringat saat guru Bahasa Indonesia, menyuruh membuat berita darurat dalam wujud tulisan telegram “bpk skt krs sgr plg ttk hbs”. Nah kira-kira pesan itulah yang tertulis dalam lembaran surat telegram yang nantinya secepat morse akan dikirim kan ke penerima. Sekarang telegram sudah berganti dengan pesan singkat yang jaul lebih cepat, bisa dilakukan oleh siapapun, tanpa harus ke wartel telkom/kantor pos. Dahulu telegram hanya untuk kondisi darurat, tetapi sekarang telegram lewat pesan singkat bisa untuk surat cinta. Tapi teknologi hitungan karakter tetap di pakai, seperti hal nya telegram-SMS pun dihitung berdasar karakter (jumlha huruf, angka, tanda baca).

Perlu menempuh berkilo-kilo meter saat harus mengabari berita duka untuk mengabari sodara yang dijakarta, yang hanya sekejap saja dibilik wartel. Sekarang berita duka atau suka bisa langsung disebar lewat milis atau jejaring pertemanan, dalam waktu singkat dari kamar atau sebuah ponsel bisa menyebar keseluruh penjuru dunia tanpa batas.

Mungkin ada yang mengalami, nongkrong di telpon umum sambil nenteng radio transistor. Kirim salam dan lagu lewat stasiun radio, atau hanya sekedar berceloteh diudara sambil kirim-kirim pesan, request lagu atau katakan cinta. sekarang mungkin akan sangat jarang ditemui hal seperti itu, photo-lagu taging sudah bisa mewakili telpon umum dan radio transistor.

Bagi sebagian yang berkesempatan untuk mengikuti perkembangan teknologi tersebut mungkin akan tersenyum simpul saat mengingatnya kembali. Saat kebelet duit, lari ke wartel untuk telpon orang tua “pak kirim wesel”, sekarang cukup SMS bangking udah sampai. Segala kemudahan, praktis dan murah sudah menindih teknologi masalalu yang memiliki proses mata rantai yang panjang.

Kadang ada sebuah kerinduan untuk kembali ke wartel untuk telpon stasiun radio, kirim kartu pos, melayangkan surat dan kartu lebaran/natal, mendengarkan titir alunan kentong “dara muluk” tanda aman yang sekarang diganti tiang telpon, atau sekedar bernostalgia dengan radio komunikasi “handy talkie”. Tidak bisa dipungkiri yang dulu dianggap gaya hidup sekarang menjadi kebutuhan hidup. Dulu orang bilang itu barang mewah dan mahal, sekarang bak jamur kerupuk yang laris bak kacang rebus di teduhan emperan toko.

Naif sekali jika kita meninggalkan begitu saja teknologi masa lalu, dalam benak saya suatu saat morse, kentongan, kartu pos bisa menjadi trend lagi, disaat kejenuhan dan kemudahan teknologi semakin terasa. Beberapa teknologi lama yang masih di pakai saat seperti printer dot matrik yan suaranya bikin budeg masih di gunakan dalam beberapa instrumen laboratorium. Peralatan yang canggih lantas tidak meninggalkan printer jangkrik tersebut, karena sudah terbukti kehandalan dan kestabilannya di banding dengan tinta atau laser. Sekarang printer tersebut yang dulu saya beli seharga 300 ribu sudah melejit mengalahkan printer dengan teknologi tinta infus. Teknologi lama yang semakin mahal ditelan jaman.

Kurang bagus juga bila tidak mengikuti perkembangan jaman yang semakin kencang mengalir. Tidak mau kan disebut kebo nyusu gudel (anak kebo), tetapi langkah bijak jika tetap bisa memakai teknologi lama dan mahir dengan teknologi saat ini.

Salam

DhaVe
Meja meeting, 24 Februari 2010, 10:15

36 thoughts on “Revolusi Gaya Hidup menjadi Kebutuhan Hidup

  1. di divisiku masih pakai printer dot matrix buat ngeprint carbonless dan tahu ga harga printer dot matrix sungguh mencengangkan mahalnya disaat printer deskjet bisa diperoleh dengan harga 400ribuan dot matrix bisa jadi 10x lipat atau lebih

  2. sulisyk said: di divisiku masih pakai printer dot matrix buat ngeprint carbonless dan tahu ga harga printer dot matrix sungguh mencengangkan mahalnya disaat printer deskjet bisa diperoleh dengan harga 400ribuan dot matrix bisa jadi 10x lipat atau lebih

    plok..plok…. walau bikin budeg, tapi si cenggeret harganya semakin selangit…dot matrik menemani selama masa kuliah…. jos….ssss

  3. sulisyk said: di divisiku masih pakai printer dot matrix buat ngeprint carbonless dan tahu ga harga printer dot matrix sungguh mencengangkan mahalnya disaat printer deskjet bisa diperoleh dengan harga 400ribuan dot matrix bisa jadi 10x lipat atau lebih

    sahabat pena sekarang terkikis jadi sahabat keypad ato keyboard akhirnya perangko cuma jadi koleksi deh

  4. elok46 said: sing typhus iki sopo to kang seng ganteng dewe

    Mesinku yang segede bagong,..butuhnya malah PC pentium 1, selebihnya malah gak iso mlaku…. saben error ,setengah matek nyari di Glodog dan sekitarnya … Byuuuh….

  5. agnes2008 said: Mesinku yang segede bagong,..butuhnya malah PC pentium 1, selebihnya malah gak iso mlaku…. saben error ,setengah matek nyari di Glodog dan sekitarnya … Byuuuh….

    hahaha…. jos kan manteb…pentium 1 hahahahsiip..seeep selamat mumet

  6. agnes2008 said: Mesinku yang segede bagong,..butuhnya malah PC pentium 1, selebihnya malah gak iso mlaku…. saben error ,setengah matek nyari di Glodog dan sekitarnya … Byuuuh….

    Soal telegram,..aku pernah sekali menerima jaman dulu, mocone binguuung….

  7. lilywagner said: pepatah mengatakan ” tidak ada kata terlambat dalam belajar”. ๐Ÿ™‚

    Diriku pun merasa sudah parah banget, Sam.Doeloe, nulis menggunakan alat bantu bolpen lebih cepat daripada menggunakan “keyboard” merk brother.Sekarang, nulis menggunakan keyboard (dengan berbagai merk-nya) jauh lebih cepat daripada menggunakan bolpen.Catatan di kertas udah banyak berkurang, kini nyatet di ponsel, yang memang selalu terbawa.Memang terkadang kangen dengan teknologi jadul semacam interkom, dengan kawat tembaga yang di olor dari ujung gang hingga ujung gang berikutnya.

  8. lilywagner said: pepatah mengatakan ” tidak ada kata terlambat dalam belajar”. ๐Ÿ™‚

    Dftr brg yg hrs dbw jk prg bbrp hr:1. hape2. carjer hape3. kamera4. carjer batre kamera5. kabel data 6. letop7. adaptor letop8. plasdis9. ….(malah lali ga nggawa sikat gigi, wakakaka)

  9. otto13 said: Diriku pun merasa sudah parah banget, Sam.Doeloe, nulis menggunakan alat bantu bolpen lebih cepat daripada menggunakan “keyboard” merk brother.Sekarang, nulis menggunakan keyboard (dengan berbagai merk-nya) jauh lebih cepat daripada menggunakan bolpen.Catatan di kertas udah banyak berkurang, kini nyatet di ponsel, yang memang selalu terbawa.Memang terkadang kangen dengan teknologi jadul semacam interkom, dengan kawat tembaga yang di olor dari ujung gang hingga ujung gang berikutnya.

    Hahah..a memori masa lalu yang indah hehehe…ngangeni dan ngangeni mengenang masa lalu…..

  10. hearttone said: Dftr brg yg hrs dbw jk prg bbrp hr:1. hape2. carjer hape3. kamera4. carjer batre kamera5. kabel data 6. letop7. adaptor letop8. plasdis9. ….(malah lali ga nggawa sikat gigi, wakakaka)

    Sikat gigi ke Bawa Mo…Lupa bawa Odolnya….

Leave a reply to dhave29 Cancel reply