Panen Air Hujan

Hujan berkat ‘kan tercurah
Hidup kembali segar
Di atas bukit dan lurah


Penggalan lirik Kidung Jemaat 403 yang dinyanyikan umat kristiani, yang
memaknai hujan sebagai suatu kiriman dari Sang Pencipta. Hal senanda di
lakukan di samping Gereja Kristen Jawa Tengah Utara di Pengkol Rejo
Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Gereja kecil tersebut sedang memanen
air hujan dari atap gereja yang miring, kemudian di tampung, nantinya bisa
digunakan oleh umat dan masyarakat.


Blora adalah salah satu kabupaten yang jika musim kemarau akan
kesulitan air. Jika pun ada, sumber air berasal dari sumur atau mata air,
dan semuanya mengandung kapur. Saya iseng mengukur TDS (Total
Padatan Terlarut) dia atas angka 600, dan jika sudah diendapkan di angka
Kandungan kapur membuat air menjadi keruh, sisi lain jika
dikonsumsi akan berdampak pada munculnya batu ginjal.

Pendeta Yohanes memikirkan upaya, bagaimana mendapatkan air yang
aman. Mumpung musim hujan, mari kita panen dari atap gereja. Genting
gereja yang luas dan miring, bisa menjadi penangkap hujan lalu nantinya
ditampung dalam tandon air.

Proses memanen hujan sangat sederhana, yakni hanya dengan
menangkap, menyaring, dan mengalirkan ke dalam tandon. Daerah
pedesaan dan jauh dari lokasi industri, dapat diuntungkan kualitas air
hujan yang baik meski tidak menjadi jaminan. Setidaknya bebas
kontaminasi udara.

Air hujan seperti air suling yang murni, yang pasti bebas dari kapur. Air
hujan bisa menjadi sumber air minum yang berkalitas baik, daripada air
sumur atau dari mata air yang mengandung kapur. Air hujan bisa
diperoleh secara gratis, dan bisa diolah sendiri dan ditampung.
Dengan konstruksi penampungan air hujan yang ditangkap bisa menjadi
instalasi penyedia air minum yang aman untuk dikonsusmi. Terlebih jika
ada pengolahan air denngan penyaringan yang baik, penambagan karbon
aktif, ozonasi atau UV makan akan dihasilkan air siap minum. Dengan
demikian, gereja mungil di tengah perkampungan akan menyediakan air
yang baik dan bisa dimanfaatkan oleh semua masyarakat. Hujan berkat
tercurah…

Leave a comment