Off Line 4 Hari

Sudah jatuh ketiban tangga, jatuhan cat, ketimpa kuas, dindingnya ambruk sekalian. Sebuah kiasan yang terus mengusik dalam beberapa hari ini, sungguh menyebalkan dan wajib untuk dinikmati. Semua tak terduka dan datang silih berganti, tetapi semua harus dijalani demi sesuap nasi dan masa depan.

Senin malam mendapat kabar jika owner perusahaan dari Jepang akan datang untuk inspeksi mendadak. Tahu sendiri bagaimana rewelnya orang dari Asia timur dengan kelakuan orang Asia Tenggara, dan saya tepatnya. Semua harus rapi, teratur dan sistematis, tidak ada kata semrawut, kacau dan tidak rapi. Selasa pagi, berangkat menuju kantor dan begitu masuk ruangan, wow rapid an wangi. Sedikit heran dengan kondisi meja kerja saya yang biasa berantakan dan lebih parah dari kapal pecah, nampak rapi, bersih dan teratur, enak juga dipandang.

Akhirnya datang juga Juragan beserta staf-staf lain. Sebagai jongos harus bersiap untuk memberikan sambutan dan servis yang memuaskan. Tanda-tanda bencana sudah terlihat saat diajak meeting sebentar. Saat presentasi tentang produk terbaru yang saya buat ada sedikit masalah, busyet buku catetan riset ketinggalan. Otak dingin mengalir deras sambil mikir ditaruh dimana buku tersebut. Yang pasti lupa naruhnya, karena tiap hari berkutat dengan bukuu tersebut, maka dengan segala ingatan saya peras dan level pertama sudah lewat.

Menjelang siang saat asyik menemani Juragan makan siang, HP berteriak-teriak, terlihat di layer XXXX Dirjen JKT. Inti perbincangan ditelpon adalah hari ini jam 14.00 ada inspeksi dari DirJen Pusat tentang verifikasi. Serasa berjalan di seutas tali, moyag-mayig dan bingung harus apa. Inspeksi dari DirJen bak malapetaka, karena penilaian akan berpengaruh terhdapap kelangsungan produksi perusahaan.

Akhirnya setelah ijin juragan bentar, untuk menemui orang-orang Dirjen. Saat pertemuan, dari pihak Dirjen minta surat verifikasai dan sertifikasi kelayakan produksi. Keringat dingin kembali mengucur deras kembali, tak tahu dimana dokumen itu berada. Yang pasti dokumen itu ada di meja kerja, “wuffhhh gara-gara cleaning servis dan OB ngrapiin meja, jadi kacau semua”. Meja saya yang terlihat berantakan, terkadang memudahkan mengingat-ingat saya menaruh sesuatu dan gampang ditemukan, berbeda saat dirapikan susah untuk menemukan. Bolak-balik berkas, map, folder sampai cabinet sudah di obrak-abrik tetap tidak ketemu juga.

Dengan lobi dan penawaran, akhirnya di sepakati untuk menyerahkan dokumen tersebut besok pagi jam 06:30 di Hotel. Kembali menemani Juragan untuk sebuah riset produk terbaru, busyet dah sampai jam 9 malem baru kelar. Sebelum pulang Juragan pesan ‘air rendaman yang di ember-ember itu jangan dibuang ya? besok kita ulang percobaannya”. Kembali ke kost sebentar untuk mandi dan makan malam, lalu kembali ke kantor untuk mengerjakan dokumen dari Dirjen. Hampir semalam suntuk mengerjakan dokumen HACCP, SSOP, dan GMP yang semua bahasa inggris (kalo kepepet keluar juga inggrisnya). Rabu Pagi jam 04:00 dokumen setebal 47 halaman sudah siap cetak dan memejamkan mata sebentar sambil tidur ayam kampong.

Jam 05:30 alarm HP sudah teriak untuk membangunkan, mandi lalu kemas-kemas dokumen, cekrek sana jepit sini jadi dah sebuah primbon. Jam 06:00 ngebut bersama security menuju Hotel, lebih baik datang lebih cepat dari pada terlambat. Tet jam 06:30 ketemuan di lobi Hotel sambil memberikan dokumen untuk di periksa. Hampir 30 menit orang Dirjen tersebut membuka-buka halaman, dan seperti ada yang aneh. “Pak saya minta versi yang Indonesia saja ya?, ntar malam bisa di kasih saya atau besok pagi sebelum cek out dari hotel”. Hanya sebuah kata yang terucap buat sang penguasa “baik Pak”.

Pulang kembali ke kantor, dengan wajah masih pucat, karena harus mengubah dokumen yang cukup tebal tersebut. Sambil menikmati teh hangat, ingat tentang cairan-cairan yang di ember kemarin untuk riset hari ini. Plingak-plinguk mencari kesana kemari tak ketemu juga, dimana ember-ember tersebut. Tanya cleaning servis dan dengan sepele “ow ember mas…itu di luar sudah saya bersihkan dan saya jemur”. Wadoh teh di tangan mendadak jadi kopi pahit rasanya, “modar aku, bisa digantung juragan ini”. Kalang kabut, muter-muter gimana nie caranya ganti ntuh cairan. Tak kurang akal terpaksa membuat air tersebut, dengan bahan-bahan kimia cempalng-cemplung aduk, rata, panasin dikit dan sudah jadi walau tidak mirip.

Siang hari Juragan datang langsung menanyakan air kemarin dimana, dan sambil manggut-manggut kurang percaya mengiyakan. Hampir seharian dan mendekati malam baru selesai tanpa hasil yang jelas. Jam 09:00 mampir kost untuk mandi dan siap-siap untuk kembali kemping dikantor. Kembali ke pekerjaan Dirjen, dan malam itu saya coba melobi untuk mengulur waktu dan disepakati untuk ketemu di Bandara saja. Semalam utak-utik dokumen sambil terus revisi dan yang paling susah adalah mengalih bahasakan Inggris ke Indonesia. Kamis jam 05:00 pekerjaan sudah kelar, dan siap untuk memejamkan mata sebentar.

Ketiduran di ruangan kantor tak terasa sudah jam 6 pagi saat cleaning servis mengusik dengan suara vacuum cleanernya. Mandi di TKP dan siap meluncur ke Bandara, dan sesua dengan waktu yang disepakati akhirnya penyerahan dokumen berlangsung lancar disertai anggukan kepala tanda puas dan di akhiri jabat tangan selamat jalan.

Kembali ke kantor dan hari itu serasa tidak mau kerja dan ingin free dari semua pekerjaan. Saat lagi enak nyetir Ferari dengan kecepatan 200km/jam telpon berteriak, pause dulu dari need for speed dan terdengar suara dari atasan “besok pagi ekspor, siapkan sample, surat dan dokumen untuk Dinas, form inspeksi qc”. Akhirnya tulisan “are you sure quit for game” saya enter dan kembali dengan operasi office. Pekerjaan kelar juga, dan bersiap untuk kembali ke kost untuk tidur nyenyak.

Jum’at pagi siap untuk stuffing (memindah barang kedalam peti kemas), dan hari ini closing dari pelabuhan jam 13:00. mau tidak mau harus barang segera dipindah ke pet kemas untuk mengejar waktu. Jam 10:00 belum datang juga para kuli panggul yang biasa kami pekerjaakan untuk memindahkan dus-dus ikan yang totak beratnya 7,7 ton. Akhirnya dengan terpaksa, “semua staff karyawan. Security, office boy, cleaning service, turun ke lapangan buat jadi kuli untuk stuffing”. Hampir 3 jam jadi kuli panggul untuk ekspor minggu ini.

Pekerjaan selesai dan kelar, bersiap untuk liburan akhir pecan sambil menantikan pekerjaan dan tantangan selanjutnya.
Curhat sambil pegel-pegel.

Salam

DhaVe
Office, 11 Desember 2009, 15:00

26 thoughts on “Off Line 4 Hari

  1. jadi inget dulu waktu kerja di pabrik bawen, malam2 mau kirim barang para KB ini banyak yangndak berangkat akibatnya harus rela naikin dus ke truk wingbox untuk segera dikirim ke cirebon, byuuuuhhh ga usah mandi aja udah mandi keringat, mending mas itu 7 ton la ini totalnya hampir 20 ton weleh2 hahahahaha

  2. sulisyk said: jadi inget dulu waktu kerja di pabrik bawen, malam2 mau kirim barang para KB ini banyak yangndak berangkat akibatnya harus rela naikin dus ke truk wingbox untuk segera dikirim ke cirebon, byuuuuhhh ga usah mandi aja udah mandi keringat, mending mas itu 7 ton la ini totalnya hampir 20 ton weleh2 hahahahaha

    fitness tenan Om… manteb tena….n…. pegel linu

  3. trexma said: muantaappp capeknya…hehehe…

    ikutan terbawa suasana mbaca ceritanya. capek benerrrrr….*saya yg lagi leyeh2 di depan tv. 😀 udah selesai nyuci, nyapu, nyetrika.. dan urusan domestik lainnyaaah*

  4. ariesnawaty said: ikutan terbawa suasana mbaca ceritanya. capek benerrrrr….*saya yg lagi leyeh2 di depan tv. 😀 udah selesai nyuci, nyapu, nyetrika.. dan urusan domestik lainnyaaah*

    rehat dulu ajah… wik end…. eee la dalah ana temen kantor merit.. rewang lagi

  5. ariesnawaty said: ikutan terbawa suasana mbaca ceritanya. capek benerrrrr….*saya yg lagi leyeh2 di depan tv. 😀 udah selesai nyuci, nyapu, nyetrika.. dan urusan domestik lainnyaaah*

    mesakne rek…. ndek wingi kae mbah yo sambatan pegel, iki pean yo pegel. Kok kembaran gitu sehsini-sini takcelukke tukang pijet 😀

  6. alam204 said: mesakne rek…. ndek wingi kae mbah yo sambatan pegel, iki pean yo pegel. Kok kembaran gitu sehsini-sini takcelukke tukang pijet 😀

    aja tukang pijet…kudune sini tak jak neng penanggungan dolan-dolan.. wes waras maneh… temen iki

  7. alam204 said: mesakne rek…. ndek wingi kae mbah yo sambatan pegel, iki pean yo pegel. Kok kembaran gitu sehsini-sini takcelukke tukang pijet 😀

    penanggungan?? hehe emoh ah, lagi ra minat. Takterne sampe base camp aja wes. ojit 😀

Leave a comment