The New Normal & The New Moral

Bersahabat dengan corona.

Beberapa negara sudah menerapkan the new normal, tidak ada lagi lock down. Indonesia, demikian juga pelan-pelan akan menerapkan kondisi normal format baru. Lantas bagaimana dengan sisi lain yang harusnya berjalan seiring, the new moral?

Indonesia mendapat cap memiliki orang-orang yang mudah disentuh hatinya dan ringan tangan dalam menolong. Tidak percaya, lihat saja gerakan-gerakan sosial yang terorganisir atau yang dilakukan individu, banyak sekali bukan. Inilah moral baru, dimana keinginan untuk saling menolong itu semakin tumbuh berkembang saat ini.

Hanya di +62 yang demikian.

Dalam keadaan normal sebelumnya, sepertinya jarang ada aksi-aksi sosial. Tidak banyak pribadi-pribadi yang mau membagikan harta untuk mereka yang membutuhkan. Sederhanan saja, konser amal Didi Kempot sekitar 3 jam bisa mengumpulkan hampir 8 miliar. Betapa moral orang Indonesia itu kadang kelewat baik.

Namun, dalam kondisi the new normal ada juga yang tidak diimbangi dengan the moral, bahkan terbanding terbalik. Ingat kisah penimbun masker yang terpaksa mengobral masker-maskernya dengan alasan dagang. Ingat mereka yang mendadak miskin demi mendapatkan bantuan yang berganda. Atau mereka yang memanfaatkan situasi the new normal ini untuk mendapatkan keuntungan berlipat kali ganda. Mungkin mereka ini perlu mendapat hadiah korona.

Saya teringat beberapa video pendek saat tenaga medis meninggalkan kota Wuhan yang telah dinyatakan sembuh. Warga disana mengapresiasi tenaga medis dengan lambaian tangan, spanduk ucapan terima kasih, karangan bunga, bahkan ada yang bersujud ditepi jalan saat kendaraan tenaga kesehatan ini lewat.

Sampai sedemikian galaknya.

Disini, ada juga yang demikian. Ada juga yang menistakan gegara takut ketularan korona. Saya ingat persis, dibeberapa negara dimana profesi sepeti pemadakam kebakaran dan tenaga kesehatan itu begitu mendapatkan tempat yang sangat terhormat. Di sini mereka seperti layaknya pekerja biasa, padahal urusan mereka dengan tarik ulur nyawa seseorang.

Baiklah the normal mau tidak mau harus tetap berjalan, namun the new moral juga harus berjalan seiring. Ada orang bijak mengatakan, berjalan sendiri lebih cepat, tetapi berjalan bersama lebih kuat. The new normal dan moral berjalanlah biar cepat pandemi ini selesai.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s