
Suatu hari saya berkesempatan mengunjungi Taman Buah Rayong di Bangkok Thailand. Ditempat tersebut disajikan aneka macam bebuahan ungggul yang acapkali dengan sebutan bangkok. Bersama rombongan, kami langsung menyerbu meja yang berisi bertumpuk-tumpuk durian. Dengan kalap mereka melumat buah tersebut, karena ada aturan silahkan bayar dan makan sepuasnya. Usai makan, salah satu menyarankan “tuang air putih dalam cekungan kulit dalam durian lalu minum, biar tidak mabuk“. Tanpa berpikir panjang, banyak juga yang meniru, tanpa memahami apa logikanya.
Durian Kalimantan
Lain waktu saya berkunjung di Kalimatan Tengah. Kebetulan di Kabupaten Lamandau sedang musim durian. Kali ini durian yang disajikan adalah durian-durian lokal Kalimantan. Berbeda dengan bangkok yang terkenal dengan ukurannya yang besar, daging buah yang tebal, rasanya yang manis, dan aromanya yang kuat. Durian lokal di sini ukurannya kecil, durinya lembek, daging buahnya tipis, aromanya tidak begitu kuat, dan rasanya juga tidak begitu manis. Mungkin bagi pecinta durian, kurang greget menyantap durian lokal Kalimantan.


Mungkin jika mengbandingkan dengan yang montong dan bangkok atau sejenisnya, durian lokal Kalimantan (Durio kutejensis )yang biasa disebut dengan pompakan, papakan, pepakan, papakin tidaklah terlalu istimewa. Namun disisi lain, saya melihat ada sisi istimewa dari durian ini, yakni warna daging buahnya.
Durian Merah Kalimantan
Durian biasanya memiliki daging buah berwarna putih, atau putih kekuningan. Pompakan memiliki warna daging buah kuning, merah mudah, bahkan mendekati warna merah. Warna daging buah yang menggoda meskipun akan kecewa begitu mencecap rasa dan mencium aromanya.

Namanya saja buah lokal, yang nyaris belum ada sentuhan pemuliaan. Mungkin suatu saat jika pompakan ini dikawinkan dengan montong atau bangkok-bangkok atau varietas unggul lainnya bisa dinobatkan menjadi raja buah. Bayangkan, buah yang besar, rasa yang manis, daging tebal, aroma yang kuat, dan warna merah mencolok. Mungkin suatu saat akan terjadi dimana durian lokal akan menjadi raja, tingga mencari pasangan pangeran atau permaisurinya.
Durian di sisi lain tidak banyak yang menyukai karena ada ketakutan atau mitos-mitos yang berkembang. “Jangan banyak makan durian nanti kolesterol” kata beberapa teman saya. Sepertinya sia-sia saya mengambil mata kuliah biokimia saat pelajaran tentang biosintesis lemak dan kolesterol. Mungkinkan tumbuhan mampu menghasilkan kolesterol/LDL (low density lipoprotein) mustahail, mungkin iya mungkin tidak. Tetapi banyak literatur ilmiah jika LDL disintesis oleh hewan.

Kolesterol acapkali menjadi kambing hitam orang untuk membatasi makan durian. Tingginya kolesterol ditandai dengan tengkuk yang sakit usai makan durian, yakin? Apakah sudah mengecek kadar kolesterol usai makan durian? Jangan-jangan sakitnya tengkuk gegara besarnya kandungan gula/kalori sehingga memercepat denyut nadi dan pembuluh darah terdesak dan bisa saja tengkuk menjadi tegang. Mungkin terlalu banyak menunduk mengawasi belahan-belahan durian agar tidak diserobot temannya, sehingga tengkuk lama-lama pegal. Atau mendadak stress menghitung kulit-kulit bergelimpangan dan teman yang tidak berhenti mengunyah, padahal janji akan bayar.
Fakta Nutrisi Durian
Ada beberapa fakta ilmiah yang saya dapatkan dari beberapa jurnal ilmiah. Durian tidak mengandung kolesterol, tetapi lemak dan gula yang tinggi itu iya. Lemak dan gula inilah sebenarnya kambing hitam asal muasal kolesterol. Jangankan makan durian, kita makan nasi dan teh manis saja bisa menambah kolesterol. Mengapa demikian? Gula (karbohidrat) dan lemak adalah sumber energi, jika masuk dalam tubuh dan tidak dibakar maka akan menumpuk. Tumpukan tersebutlah yang oleh tubuh akan diolah dan distribusikan menjadi aneka produk, dan salah satunya adalah kolesterol.

Kekawatiran tingginya kolesterol memang harus diwaspadai, tetapi tidak akan serta merta langsung naik begitu usai menyantap durian. Tubuh butuh waktu untuk memroses menjadi kolesterol. Jeda waktu tersebut bisa dimanfaaatkan untuk membakar gula/lemak agar tidak tertimbun sehingga tambahan kolesterol bisa diminimalkan.
Sisi lain dari durian yang tidak perlu dicemaskan adalah rasa pahit durian bukanlah alkohol. Tumbuhan tidak bisa mensintesis alkohol, sebab hanya khamir, jamur, dan bakteri yang bisa membuat alkohol. Lain halnya jika durian sudah terbuka dan terkontaminasi mikrorganisme tersebut bisa jadi akan terbentuk alkohol. Namun, jika durian masih tertutup rapat dan tidak ada tanda-tanda kebusukan, meskipun pahit itu bukanlah alkohol. Ada senyawa-senyawa lain yang rasanya pahit seperti flavanid dan tanin, seperti halnya teh.
Durian juga mampu meningkatkan stamina dan vitalitas pria, jangankan pria, anak-anak dan perempuan juga bisa. Stamian dan vitalitas berkaitan dengan asupan energi. Kandungan gula pada durian yang tinggi adalah energi siap pakai, sehingga acapkali tubuh akan terasa panas dan berkeringat. Tubuh sedang membakar kalori yang berasal dari gula pada daging buah durian. Kandungan energi yang tinggi inilah penyokong stamina dan vitalitas.
Karotenoid Durian
Daging buah durian yang berwarna kuning, oranye dan merah adalah keuntungan lain dari durian. Warna-warna tersebut adalah karotenoid yang merupakan pro vitamin A dan antioksidan yang tinggi. Keuntungan akan berkali-kali lipat dimana karotenoid memiliki sifat non polar atau tidak larut dalam air. Kandungan lemak yang ada di daging buah adalah pelarut alami, sehingga karotenoid akan dengan mudah diserap oleh tubuh.

Karotenoid inilah yang membuat sata tertarik dengan pompakan. Warna kuning tua dan oranye adalah pertanggungjawaban dari kahadiran karotenoid dalam daging buah durian. Banyak sisi lebih dari durian, disamping mitos-mitosnya yang begitu kuat mengakar dimasyarakat.
Lantas cerita akhir di supatraland saat hanya saya seorang yang tidak menuangkan air di cekungan kulit durian. Logika saya, cekungan durian itu dilapisi lapisan serat dan lilin alami di kulit durian bagian dalam yang bertujuan agar daging buah tidak lengket. Tidak ada yang aktif yang larut dalam air yang mempu menangkal mabuknya durian. Mabuk, identik dengan alkohol, sedangkan durian tidak mengandung alkohol kecuali busuk. Tidak mungkin sekelas supatraland menjual durian busuk. Kalau rasa manis dan pahit adalah rasa gulan dan bukan tambahan alkohol. Mabuk darimana coba? Mabuk itu jika berlebihan, jangankan durian, minum kopi satu teko juga mabuk. Alhasil tidak ada satupun kami yang mabuk, mungkin karena minum air dari kulit durian, gratis, atau sadar diri, tetapi entahlah.
Aku pengemar durian, apalagi kalo gratis..haha
Liat gambar durian aja bisa ngiler begini, hadeuh
Haha… mari Bu.. di Sala3 banyak pohonnya hehehe… kapan ikut explore kalimantan… durennya aneh2.