

“Dia baru pulang dari dari Australia mengikuti perlombaan lari di sana” kata Anthony rekan saya saat saya menanyakan kabar Pak Dar. Pak Darmiyanto, sosok kakek yang sampai saat ini menekuni olah raga lari yang akan berhenti di garis finis yang tidak berujung. Hari ini 22/9/2017 dia seorang berdiri sedang berlomba sendirian dalam gedung Perpustakaan Daerah-Salatiga dalam pameran bertajuk “Darmiyanto Sang Pengayuh Becak Prestasi Segudang”.
Darmiyanto Tukang Becak
Saya mengenal pak Darmiyanto lebih dekat saat menemani rekan saya Anthony yang berkeinginan membuat biografi pak Dar. Dia mengajak saya ke rumahnya sejauh 12 km dari Kota Salatiga. Di rumah sederhana Pak Dar, kami disambut dengan hangat dan penuh keramahan. Begitu memasuki rumahnya yang berdinding papan dan lantai yang masih jogan (tanah) dia tidak merasa minder dengan keadaanya. Kondisi yang kontras dengan jejeran medali di balik lemari kaca dan dinding yang penuh dengan piagam penghargaan.

“Bro kamu yang wawancara, nanti buat tulisan, aku yang motret” kata Anthony. Dari situlah muncul greget kami untuk marathon menyelesaikan sebuah buku tentang Pak Darmiyanto. Dari tulisan saya yang ada di Kompasiana, tak berselang lama saya mendapat telepon untuk dari admin Kompasiana untuk mengajak pak Dar live di kompas TV.

Biografi Darmiyanto
4 tahun berlalu. Kerja keras Anthony yang tidak saya ketahui tetiba menghasilkan sebuah buku. Perpustakaan daerah menjadi tempat yang tepat untuk meluncurkan buku sekaligus mengadakan pameran foto. Ratusan gambar dari sosok Darmiyanto akan dipajang dalam format hitam putih. Potret keseharian sabagai pengayuh becak, gambaran tentang kondisi rumahnya yang sederhana, lukisan tentang kehangatan keluarganya, hingga kenangan-kenangan dalam perlombaan.

Di sisi lain dipajang beberapa buku tentang biografinya. Buku tersebut berisi tentang a sampai z nya pak Dar. Saya yang menjadi ikut mematukan goresan mesin ketik bahkan sudah lupa, dulu saya menulis apa. Buku tersebut menceritakan tentang latar belakang Pak Dar mengapa memilih lari, kisah tentang keseharian mengayuh becak, romansa tentang rentetan prestasi yang jauh dari apresiasi, hingga renungan akan harapan dan pesan-pesannya.

Saya dalam ruang pamer seoalah hanya bisa lari di tempat sesaat melihat becaknya pak Dar ikut terpampang. Becak lari pagi, kata sebagian orang karena ada tulisan tentang lari pagi. Becak dan lari adalah dunia pak Dar yang disita untuk 3 hari ke depan. Saya lantas berseloroh “kok cuma 3 hari pemerannya?”. Anthony menjawab “Kalau semingga Pak Dar makan apa, lha wong becak nya ada di sini. Terus dia fitness-nya bagaimana?”