Hick Pak Mul, Dari Kelas Bawah Hingga Mewah

 

IMG_3638

serkong..serkong” kata pak Mul saat melihat tamunya berdatangan. Bagi yang sedang menikmati OBH dan ingi menambah cukup teriak “naik kuda“. Begitu juga dengen mereka yang sudah selesai makan akan berkata “kondektur.. kondektur.. saya makan ganja, cucu ikan puas..” dan disahut kasir dengan kata “uang pas“. Itulah suasana Hick Gaul Pak Mul di Karanganyar.

Bagi masyarakat Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sudah tidak asing lagi dengan kata; angkringan, cangkrukan dan wedangan. Kata-kata tersebut bisa diartikan sebagai tempat besosialita bagi masyarakat dan pada umumnya mereka yang berada di kelas bawah. Sebuah warung tenda, dengan kursi memanjang dan menghadap bermacam sajian makanan, kira-kira gambaran singkatnya seperti itu.

13986517741457143998

Di Solo dan sekitarnya, tempat bersosialita atau nongkrong tersebut terkenal dengan nama hick. Ada yang mengartikan Hick dari kata HIK dengan akronim Hidangan Istimewa Kampung, ada juga yang berkata hick dengan suara sendawa yang artinya perut kenyang. Hick atau ada yang menyebut dengan wedangan sangat familiar di Solo dan saban tempat dapat ditemukan warung makan unik ini. Para pembeli biasanya kaum kelas bawah, atau masyarakat biasa karena memang harga yang murah dan sangat terjangkau.

Di depan SMP3 Karanganyar ada sebuah Wedangan atau hick yang sangat istimewa. Hick Gaul Pak Mul, demikian namanya. Jika sedikit terlambat datang, akan timbul masalah, yang pertama tidak dapat tempat parkir dan yang kedua tidak mendapat tempat duduk. Malam itu saya datang cukup beruntung, walau harus parkir di ujung jalan. Mobil-mobil dengan nopol AD, AB dan AE mendominasi parkiran di sepanjang Hick Pak Mul.

13986518632108065968

Sebuah rumah yang mewah (mepet sawah/tepi sawah) adalah tempat istimewa ini. Puluhan mobil diparkir berderet-deret nyaris tak kalah dengan parkiran pusat perbelanjaan. Dari tempat makan hingga nongkrong dengan aneka makanan dan pelayanan yang unik dan jenaka. Bahkan banyak yang dari luar kota hanya ingin mampir ke pak Mul termasuk saya yang ingin mengobati rasa penasaran. Buka mulai pukul 17.00 dan tutup menjelang tengah malam dan konon katanya selalu penuh sesak. Agar tidak kecewa, jangan datang hari selasa, kerena libur dan pastikan datang berharap keberuntungan bisa mendapat tempat duduk.

Baru saja duduk, seorang pelayan teriak “serkong.. serkong..” artinya geser bokong atau menggeser pantat agar tamu yang lain bisa duduk. Baru pertama kali ini saya makan di wedangan yang tidak seperti biasanya. Orang-orang dari kelas bawah, menengah hingga atas tumpah ruah di sini. Hick Pak Mul menjadi tempat nongkrong favorit warga etnis Tiong Hoa yang berdatangan dari Solo dan Yogyakarta.

1398652010564255507

Berjarak sekitar 35 km dari kota solo tidak menjadi persoalan buat para pelanggan untuk menikmati sajian nikmat dari Lasno Agung Mulyono atau Pak Mul. Halte bus di sulap menjadi lesehan untuk tamu, begitu juga dengan garasi dan teras rumahnya. Yang paling unik adalah tingkah polah dan sapa ramah dari Pak Mul dengan bahasa prokem yang lucu. Nasi ganja, mungkin aneh di telinga kita, tetapi itulah gaya Pak Mul untuk menyebut Garang Asem Jamur.

13986520912047057605

Bagi mereka yang makananya sudah habis cukup bilang “naik kuda” dari kata joki, dan dalam bahasa jawa joki adalah tambah. Nama makanan unik yang lain adalah cucu ikan paus untuk menyebut nasi teri. Menu Minuman tak kalah unik dan yang terkenal adala OBH atau Obat Batuk Hick. Minuman ini terbuat dari jeruk nipis, jahe dan diberi tambahan gula batu.

13986522052098845822

Tiba saatnya untuk membayar dan pak Mul cukup bilang “kondektur.. kondektur.. uang pas ya…?“. Sepiring nasi dengan lauk ganja, sebungkus pisang tanpa tulang dan segelas OBH naik kuda menutup makan malam yang penuh kejenakaan ini. Hick makanan kelas bawah dengan kemasan mewah (mepet sawah).

8 thoughts on “Hick Pak Mul, Dari Kelas Bawah Hingga Mewah

  1. Wah, saya juga jadi penasaran makan di sini mas Dhave. Tapi kayaknya mesti belajar istilah-istilah gaul ala warung Pak Mul dulu supaya tidak salah tangkap, hahaha.

  2. Setuju sama pendapat teman-teman lain, pasti asyik ngobrol-ngobrol bareng di situ, cuma buat orang luar mungkin repot juga karena istilah-istilah yang gak umum itu 😀

Leave a reply to dhaverst Cancel reply