Hobbit dari Flores

IMG_9696

Awal tahun 90-an, kampung halaman saya dihari-hari tertentu ada pertunjukan layar tancap. Tontonan film  laga yang dibintangi oleh Barry Prima dan Goerge Rudy, atau film komedi ala Warkop DKI yang disajikan secara gratis. Bukan cerita film yang menarik, karena sudah beberapa kali diputar di televisi. Yang masih saya ingat adalah saat jeda film yakni saat ganti gulungan film. Dalam jedanya ditampilkan promosi minuman anggur kesehatan. Dalam iklan tersebut munculah orang-orang cebol/kerdil yang membawa botol berlari kesana-kemari. Lantas saya berpikir, apakah ada manusia seperti itu di dunia nyata, jangan-jangan hanya film belaka.

Imajinasi saya semakin memudar saat melihat Komedian Ucok Baba yang bertubung mini. Namun, Ucok Baba hanya sedikit dari sekian banyak orang yang bertubuh normal. Angan-angan saya semakin kacau saat melihat film The Hobbit, yang didalamnya menceritakan manusia kerdil juga. Pertanyaan sekarang, apa ya ada yang manusia seperti itu di dunia ini.

1367392593213953454
Liang Bua, dari goa inilah asal usul hobbit dari Flores NTT (dok. Wahyu Saptomo)

Tahun 2004, dunia digemparkan oleh sebuah publikasi tentang manusia Flores. Publikasi yang dilakukan di Australia cukup mengguncang dunia Palaoantropologi. Manusia FLores atau yang dikenal dengan Homo floresiensis adalah sebuah kerangka yang ditemukan di sebuah Goa di Nusa Tenggara Timur. Kerangkang yang diberi label LB1 ini digali di mulut goa Liang Bua. Gua yang secara harafiah artinya goa yang dingin menyimpan misteri kehidupan manusia masa lalu.

Kerangka yang awalnya dikira primata, karena tinggi badannya hanya 106cm dan volume otak sebesar 380cc, dimana volume otak simpanse 450cc. Tidak mungkin itu manusia, sebab manusia memiliki volume otak 1.000-1.400 cc. Berbagai argumentasi bermunculan, ada yang mengatakan itu manusia yang mengerdil, ada yang mengatakan karena penyakit ada juga yang mengatakan itu spesies baru.

13673926972070123377
Arkeolog, Wahyu Saptomo sedang memberikan penjelasan mengenai Homo floresiensis (dok.pri)

Jawaban akhirnya mendarat saya saya bertemu dengan penemu Homo floresiensis. Dia adalah Wahyu Saptomo, seorang arkeoloh dari Pusat Arkeologi Nasional. Dia sudah beberapa tahun mengadakan eskavasi di Liang Bua. Banyak temuan yang diperoleh saat penggalian, seperti tulang tikus raksasa, gajah purba (Stegodon), bangau raksasa, dan beberapa jenis hewan lainnya. Yang paling menarik adalah penemuan Hobbit dari tanah flores.

Bersama tim dari Australia, Beliau merupakan salah anggota yang menemukan Homo floresiensis. Dari hasil temuannya kemudian dipublikasikan di banyak jurnal internasional bergengsi, antara lain:  Nature Vol 431, 28 Oktober 2004 (A new small-bodied hominin from the Late Pleistocene of Flores, Indonesia), dan Majalah Science 317 (2007) (The Primitive Wrist of Homo floresiensis and Its Implications for Hominin Evolution) serta di PNAS

136739281559387688
Ukuran tengkorak H. floresiensis yang dibandingkan dengan telapak tangan orang dewasa (dok.Wahyu Saptomo).

Sempat saya ditunjukan gambar ukuran kepala Homo floresiensis yang seukuran telapak tangan orang dewasa. Secara morfologi mirip tengkorak manusia, namun tak dibayangkan ukuran sebenarnya seperti apa. Akhirnya jawaban ukuran manusia purba dari Flores ini seperti apa, saat saya berkunjung di Museum Purbakala Sangiran, Sragen-Jawa Tengah. Di sana ada rekonstruksi Homo Floresiensis dari silikon yang dipesan langsung dari Perancis. Manusia yang rerata setinggi 1 meter ini sungguh menarik.

Tidak terbayangkan 18.000-30.000 tahun yang lalu di tanah FLores. Disana pada waktu itu banyak hobit yang berkeliaran kesana-kemari untuk mencari makan. terbukti di Liang Bua terdapat rangka-rangka binatang purba yang diperkirakan menjadi buruan Homo floresiensis. Dari sini bisa ditarik sedikit kesimpulan, mereka sudah tinggal menetap dan mencari makan dengan cara berburu dan meramu. Liang Bua yang dekat dengan sungai dan lahan yang subur menjadikan goa ini sebagai tempat hunian yang cocok buat mereka.

1367392930860706645
Replika Homo floresiensis (depan) dan Sangiran 17 (belakang) yang dipamerkan di Museum Purbakala Sangiran (dok.pri).

Indonesia kini tak lagi dipandang sebelah mata lagi, sebab Homo floresiensis membuka mata dunia disana ada jejak hobbit. Hingga saat ini, masih dikaji dan terus dilakukan penelitian di Liang Bua untuk mengurai misteri manusia dari Flores ini yang sebelumnya sudah diawali oleh seorang pastur. Kita boleh berbangga, tanah air kita jauh sebelumnya sudah ada yang menempati dan kini mereka terus dicari keberadaannya untuk menjawab teka-teki masa lalu.

11 thoughts on “Hobbit dari Flores

    1. wkatu itu masuh di inepin di kamar Om… belum di ruang pamer hehehe… orang pertama yang motret dan publish sampe masuk di NGI jua… hehehe

      1. Oh tak kira dipamerin di kamar. Soalnya kesannya jadi gimana gitu, sudah kondisi mereka berdua tuna busana eh ditambah property fotonya ranjang 😛

Leave a reply to chris13jkt Cancel reply