Sampah Serapah di Tahun Baru

Akhirnya membuka kalender baru dan hari minggu menjadi awal untuk melangkah diawal tahun 2012. Usai pesta kembang api dan tiup terompet tepat didetik-detik pergantian tahun menandakan antusiasme umat manusia untuk momemntum tahunan. Entah apa yang istimewa disaat-saat pergantian tahun tersebut, dan apa bedanya dengan hari-hari biasanya. Secara penanggalan dan waktu jelas berbeda dan yang menjadi patokan kapan pesta dimulai dan kapan diakhiri. Moment tahunan yang menjadi budaya buat mereka yang mematok waktunya dengan penanggalan masehi.

Bagi mereka yang semalam pesat dialun-alun kota, atau berkonvoi dengan kendaraan bermotor mungkin saat ini masih terlelap dalam buai mimpi. Diatas kasur mereka lampiaskan rasa kantuk yang semalam dipaksa demi menyaksikan keindahan langit malam oleh percikan dan ledakan kembang api. Namun, pagi ini diawal 2012 sisi lain dari pesta adalah korban euforia pergantian malam tahun baru. Beragam sampah makanan, koran, dan selongsong-selongsong petasan bertebaran. Semalam mungkin perhatian hanya tertuju pada pesta dan euforia. tanpa berpikir mau dibawa sisa barang bawaan mereka.

Hari minggu disaat semua menikmati libur, tak terkecuali mereka yang biasa membersihkan jalan. Mungkin andai kata masuk untuk menjalankan tugasnya, menjadi awal tahun yang begitu berat, karena beban sampah yang menumpuk. Biasa, saat-saat momment tertentu masyarakat seolah tak sadar dengan apa yang mereka lakukan. Seperti usai sholat ied dilapangan, berapa banyak lembaran koran yang tersebar, usai perayaan natal di ibadah lapang, lebih parah lagi karena sampah semakin beragam, begitu juga dengan konser musik dan masih banyak lagi.

Mereka yang beribadah, seolah hanya mengedepankan hubungan vertikal, sedangkan sisi horizontal terhadap lingkungan terabaikan. Jika ada yang berkata, kebersihan sebagian dari iman maka akan dipertanyakan iman mana yang buang sampah sembarangan. Belum lagi konser musik, pesta malam tahun baru atau kegiatan yang mendatangkan masa dalam jumlah banyak, pasti sampah akan ada dimana-mana. Mungkin ada pernyataan yang berkata ”kalo gak ada sampah, maka dinas kebersihan tidak ada kerjaan”, justru adanya sampah menambah PR dinas kebersihan, karena pekerjaan bersih-bersih mereka sudah melampaui batas dibandingkan negara-negara yang sudah mapan kesadaran lingkungannya.

Semua aktifitas memang berkonsekwensi menimbulkan sampah, namun jika cermat dan bijak maka semestinya tidak menimbulkan masalah. Katakanlah nonton pesta kembang api, bawa koran untuk alas duduk, maka saat mengangkat pantat angkat juga korannya bawa pulang atau letakan ditempat sampah. Atau yang minum air mineral, usai isi dalam kemasan habis lempar begitu saja sambil berpikir, paling nanti ada yang bersihan. Jika rerata beranggapan ”sudah ada petugas kebersihan” mungkin juga ada yang berpikir ”mereka sudah tahu bagaimana menempatkan sampah”.

Kesadaran kebersihan dimulai dari diri sendiri, bagaimana memperlakukan sampah. Tidak munafik, semua orang buang sampah, tetapi minimal sampah tersebut tidak menimbulkan masalah apalagi kesengsaraan bagi sesamanya. Sampah adalah masalah yang kompleks, dari kita, oleh kita dan kembali kepada kita. Bawa kembali sampahmu, perlakukan dengan baik dan benar sehingga tidak menimbulkan masalah bagi orang lain, justru memberikan keuntungan bagi mereka yang membutuhkan. Rejeki buat mereka yang mencari limbah untuk didaur ulang.

salam

DhaVe