Berteman dengan Manusia-manusia Super

Dalam dunia hiburan kususnya film sering dikisahkan adanya manusia-manusia super yang digambarakan dengan tubuh otot berisi, kebal serta memiliki kekuatan yang luar biasa. Siapa yang tidak ingin menjadi manusia yang kuat? bahkan anak-anak bercita-cita menjadi superman atau batman adalah hal yang wajar. Kali ini saya coba bercerita manusia super jadi-jadian ala mahasiswa dan sekitarnya saja. Saya bilang super, karena saya melihat seolah tak ada raut lelah diwajah mereka.

Kebiasaan saya yang mencoba mengadopsi dan plagiasi para atlet olah raga adalah bangun pagi trus lari dan saat sore demikian juga. Lari, renang dan bersepeda seolah menjadi rutinitas sehari-hari dan aneh jika tidak dilakukan. Selayaknya manusia normal, rasa lelah, letih, pandangan kabur, napas ngos-ngosan tidak karuan terasa saat tubuh ini tidak mampu lagi. Gejalan anemia bahkan sempat menghantui disaat olahraga tidak diimbangi istirahat dan makanan yang baik.

Untuk menjaga kondisi tubuh, maka mencoba kompromi dengan badan ini serta disiplin diri. Jam 21 harus sudah tidur, sebab jam 4 atau 5 harus sudah menyusuri aspalan untuk membakar kalori. Efek aktivitas saat subuh adalah lelah yang luar biasa saat pagi, namun harus dinikmati sambil kuliah pagi, hingga sore. Menjelang sore hari kembali merapat diaspalan untuk membakar kalori. Dikala-kala senggang, setiap aktivitas kemana saja yang bisa ditempuh dengan jalan kaki atau bersepeda maka menghindari naik angkutan umum atau sepeda motor. Bisa sedikit hemat dan olah raga cuma-cuma.

Suasana kontras terlihat dari beberapa teman saya yang bisa saya sebut manusia super. Manusia super? mengapa demikian, karena saya melihat tak ada raut wajah lelah, letih, lapar atau anemia. Jam terberat saya adalah jam 10 pagi dan 9 malam, mata begitu beratnya namun saya melihat mata mereka seolah lampu 100watt. Teman-teman saya jago begadang, bahkan melek 24jam itu sudah biasa, kalo saya pasti sudah meriang. Mungkin saya hanya bisa minum teh, susu, jus buah dan air mineral, tapi mereka mampu menenggak apa saja, dari kopi pahit hingga alkohol. Dari segi makanan saya mencoba menghindari lemak, pedas dan daging, tetapi mereka menyantap apa saja yang didepan mata, urusan kolesterol atau lemak belakangan. Saya yang kemana saja mengandalkan dua belah kaki, tetapi mereka selalu memakai roda karet bundar bermesin.

Saya yang sering terlihat sayu, letih, lelah, ngantuk kadang menjadi bahan ejekan dari teman-teman yang selalu tampil bugar, segar dan tak pernah lapar. Sungguh superkan teman-teman saya, walau dengan tubuh yang rata-rata tambun berbeda dengan saya yang kurus ceking. Pernah sesekali pengin merasakan menjadi manusia super, dengan makan&minum sembarangan, malas-malasan, hasilnya sungguh luar biasa menyiksa. Badan rasanya malah sakit-sakitan, gangguan pencernaan, dan sepertinya saya terlahir menjadi manusia biasa saja.

Pagi ini saat tulisan ini saya ketik terlihat manusia-manusia super itu masih melungker ”tidur kaya udang” dikasur mereka, saya yang normal masih saja terlihat lelah setelah menggerakan kaki diluar sana. Entah mereka akan bangun jam berapa setelah meronda semalaman, jangankan bangun, kuliah saja tidak terpikirkan. Sebenarnya kasihan juga dengan pola hidup manusia-manusia super tersebut, tetapi bagaimana lagi itu sudah menjadi pilhan mereka. Tidak tahu kapan mereka memutuskan kembali menjadi manusia biasa, apakah nanti setelah gangguan kesehatan mereka nikmati atau tetap konsisten menjadi manusia super. Mari manjadi orang normal saja, walau letih dan lelah, tetapi tetap sehat dan sehat. ”Lelah adalah konsekwensi logis dari pembakaran dalam tubuh, tetapi yang numpuk kalori dalam tubuh biar segar namun berat dan berat”. Ayo lari…run..run..run

Salam

DhaVe
kk, 010411,06.42