Dadakan Menjadi Dokter Bedah FB yang Tidak Jujur

Masih ingat dengan wanita di Jawa Timur yang di face off, karena mukanya rusak akibat diguyur air keras oleh suaminya. Dengan teknologi kedokteran, memungkinkan muka rusak bisa diperbaiki atau bahkan muka yang sudah bagus bisa dibuat lebih bagus dengan alasan tertentu.

Saya punya pengalaman yang sedikit membuat saya malu seminggu. Saat ada jamuan makan dikantor, semua pegawai dan keluarga di undang untuk berpesta. Saat keluarga boss saya datang, sebut saja Mr J dan Ms L datang bersama ketiga anaknya yang masih kecil. Beberapa saat saya memandangi ketiga anaknya, jadi ingat pelajaran genetika (ilmu keturunan) waktu masih bangku kuliah. Mr J hidungnya mancung, begitu juga Ms L, tetapi dua anaknya hidung pesek dan seorang mancung. Teori G Mendel berputar, mana ada kacang ercis yang keduanya kisut dikawinkan ada yang bentuknya bulat, semua pasti kisut, kecuali ada kelainan genetika.

Segera pikiran itu saya buang jauh, dengan mengalihkan pikiran dimakanan. Baru saja mengalihkan pikiran, kacamata teman jatuh. Lantas apa hubungannya kaca mata jatuh dengan pikiran saya tadi, benang merahnya ternyata hidung pesek. Kebetulan atasan saya Mr J, orangnya humoris dan guyonan, jadi daripada keselek penasaran saya tanyakan langsung saja.

“pak, kok si Kevin dan Ariel pesek, sedang Nina mancung?” tanya saya.
“tuh nurun ibunya?” jawabnya sambil tersenyum
“lho Ms L, mancung juga kok pak?” kembali saya bertanya.
“mancung ketemu gede iya…, tuh habis 50 juta disingapur buat metotin hidungnya agar bisa buat nyium hahahaha….” jawab atasan saya sambil tertawa lepas.
Jawaban dari sebuah dalil genetika terjawab sudah, dalam hati saya “oww.. pantesan, berduit gituloh, tetapi cantik juga, ndak kaya yang ms acdc itu yang asal suntik silikon pinggir jalan”.

TKP beralih dikantor saya yang mirip SMEA, dari sekian karyawan hanya ada 3 cowok, termasuk saya. Yeah pejantan disarang penyaman, anggap saya begitu. Suatu saat saya iseng motret model dan saya olah dikomputer kantor, lantas banyak karyawati yang melihat mainan saya di sotosop. Goreng sana goreng sini dan..treeteet… siap untuk di upload. Banyak yang melihat dibalik layar bagaimana wajah asli model sebelum di olah digital dan sesudahnya.

Setelah beberapa saat buka praktik, akhirnya banyak orderan untuk jadi dokter bedah sukarela. CPU karatan saya langsung dicolokin flash disk, trus ada yang share dokument, blue tooth di ponsel, dan semua mengirimkan foto diri untuk di face off. Bujubuneng, dah mirip antrean lelaki lemah syafat di rumah nenek Erot begitu melihat antrean file jpeg dalam folder edit wajah.

Waktu senggang dan istirahat, saya dipaksa buka praktik dan dengan setia pasien duduk disamping saya sambil memberi instruksi saya yang seolah memegang pisau bedah. ini alisnya dilurusin dikit, hidungnya mancung, matanya dibelokin, jerawatnya ditambal, ntuh ada kerutan dihilangin dan semua tentang kerusakan wajah dirombak. Akhirnya setelah sekian menit selesai juga operasi yang menegangkan. Bagaimana tidak menegangkan, coba salah klik saja bisa panjang urusannya, di omeli, di cubit, gebug pake tas dan apesnya tidak ada yang setor upeti makanan dimeja paling semrawut.

Dengan segenap kemampuan dan tenaga, keahlian saya dedikasikan untuk estetika wajah seseorang. Tambal sulam, permak, manipulasi atau apapun akan saya lakukan agar pasien merasa cantik, cute, lucu, muda, sumringah dan bisa cari selingkuhan atau laki muda getu looh..

Ada dua sudut pandang yeng berbeda dalam menyikapi permak, tubuh. Sang dokter beneran me make-over Ms L yang kaya raya untuk tampil lebih baik secara nyata, tetapi bagaiama dengan teman SMEA saya yang up grade habis untuk wajahnya. Up grade muka teman kantor ternyata banyak digunakan untuk menipu didunia maya. Jejaring FB digunakan sebagai media untuk ekploitasi diri.

Wajah cantik, imut, lucu, muda selalu nampang di headsot atau profil picture sang empunya FB. Kenapa mereka tidak mau memasang wajah originalnya, tetapi harus memakai casing dulu. Bahkan saya sempat menerima orderan untuk motret biar kelihatan cantik. Dasar jelak bawaan bayu, mau ditekak-tekuk model apa saja tetap jelek, kecuali tukar kepala dengan Dian Sastro. Akhirnya untuk membuat pasien senang, saya bikin siluetnya saja. Didepan matahari yang berjalan ke ufuk barat ditutupi oleh sesosok bayangan hitam yang elegan, padahal aslinya ancoor. Alhasil sudah bisa menipu orang ,siluet pun jadilah, dengan tambahan sedikit tulisan dan aksesoris biar lebih dramatis.

Yang saya bayangkan, bagaimana andai kata kopi darat, ibarat penari dengan topeng Allysia Soebandono begitu dibuka kaya mak Lampir. Sungguh, hidup dalam kepalsuan. Pernah sekali di FBnya mbak-mbak saya kirim foto dan tag ke semua teman dengan judul “before-after”, bermacam tanggapan yang muncul. Ada komentar yang cukup berkesan “tampil jujur walaupun ancuuur”.

Tuhan membagikan kecantikan dan keburukan ada tujuan dan rencana yang indah, tinggal manusiannya saja bagaimana memanfaatkan BLT dari Tuhan semaksimal dengan rasa syukur. Boleh saja meng up-grade, permak, make over asal jangan sampai menipu dan mempermalukan diri sendiri.

Mohon maaf bagi para Fbers yang salah pasang foto, dan salut yang benar apa adanya…

Salam

DhaVe

My Office, 4 September 2009, 20:45