Evolusi Kaki Manusia Yang Mereduksi Menjadi Pantat

Saat perkembangan teknologi semakin berkembang pesat dan tak terbendung batasannya, manusia seolah terlupkan hakekatnya sebagai ciptaan yang sempurna. Manusia telah dimanjakan dan dininabobokan oleh kemudahan dari sebuah hasil cipta rasa dan karsa manusia yang disebut teknologi.

Pada awalnya teknologi ditemukan dan diciptkan untuk membantu keterbatasan kemampuan manusia. Bidang Miring tercipta manusia untuk mengatasi hebatnya gaya grafitasi. Roda tercipta untuk mengurangi gesekan dan memudahkan mobilitas. Itu hanya sekelumit teknologi sederhana yang diciptkan manusia.

Semenjak ditemukan dan diciptakannya mesin uap oleh James Watt, revolusi industri berkembang dengan pesatnya. Berbagai macam hasil industri ditemukan dan mampu menopang kehidupan manusia. Berbagai kemudahan hasil teknolgi sudah bisa dinikmati sampai sekarang, baik teknologi komunikasi, transportasi, medis, militer dan lain sebagainya.

Piranti beroda sudah lama ditemukan, bahkas sebelum masehi roda sudah digunakan sebagai alat bantu. Benda bulat tersebut sekarang telah memiliki mesin penggerak yang lebih maju dan mudah dioprasionalkan. Sepeda motor adalah salah satu contohnya, dimana orang tidak usah susah payah menggenjot pedal, tetapi cukup menarik tuas gas sudah bisa melaju.

Perkembangan sepeda motor sungguh pesat dan hampir tidak terkendali. Hampir seluruh pelosok daerah dipenuhi sepeda motor. Saya memiliki sodara, yang dalam 1 keluarga (ayah, ibu dan 3 anak) memiliki 4 sepeda motor. Coba dibayangkan, berapa jumlah sepeda motor yang ada dimuka bumi ini.

Saya sejak kecil dibesarkan dengan 2 kaki untuk berjalan sampai saat ini, entah mengapa tidak memiliki keinginan untuk mempunyai sepeda motor. Masalah finansial jelas saya tidak mampu, sebenarnya mampu juga kalau kredit sambil terseok-seok dompetnya. Kenapa rasa ini muncul? barmacam anggapan muncul terhadap diri saya; sang calon mertua pernah bilang “kok gak kaya remaja jaman sekarang, kesannya tinggalan jaman”, Om saya “dasar katrok”, teman kerja “ora mutu”, Pacar “ncen telo tenan” dan masih banyak lagi celotehan yang kuterima.

Setiap pergi kemana saja, selalu naik angkutan umum, sepeda, dan jalan kaki. Teman, rekan, sodara saya pasti malas kalau saya ajak keluar “ujung-ujungnya jalan kaki”, akhirnya melenggak sendirian dengan jalan kaki. “enakan naik motor mas, kalau jalan kaki bisa semaput aku” kata teman yang saya ajak jalan kaki kepantai. Sedih dan terpukul saya mendengar statment seperti itu.

Tuhan menciptakan sepasang kaki untuk berjalan, melintasi setiap langkah yang dipijak kenapa harus dikotori dengan roda bermotor. Praktis, lebih cepat, tidak lelah, memanfaatkan teknologi “ahhhh dobol kuro (maaf kasar sedikit)/ omong kosong”. Pada hakekatnya teknologi diciptakan untuk membantu keterbatasan manusia, bukanya membatasi manusia.

Sekarang teknologi sudah membatasi manusia, “males ah… jauh gak ada motor”, “ogah jalan jauh, enakan naik motor”. Baiklah dalam kondisi tertentu masih saya sarankan memakai jasa motor, tetapi kalau hanya beli gula diwarung gang depan atau foto copy diseberang jalan harus dan wajib naik motor, mending di amputasi sajah ntuh kaki.

Kadang saya sampai sedih dan prihatin, melihat generasi muda, terutaman anak sekolah sudah dibekali motor. Memang benar untuk mobilitas, tetapi apakah sudah sesuai dengan fungsinya.? negara maju masih kokoh dengan angkutan umumnya dan bis sekolah, tetapi bagaimana dengan negara kita “GENGSI NOMER SATU”.

Walau di usahan kredit yang diangsur sampai mencicil, semua demi gengsi dan memanjakan kaki ini. Selain itu, sumbangan terbesar polusi udara juga akibat ulah pengendara yang kurang bersahabat. Tidak menggunakan sebagai mana mestinya, tetapi melakukan pemborosan dan pembuangan polusi seenaknya.

Kata dosen saya yang hobi berjalan kaki, dimana setiap bangun tidur 3-4km menjadi sarapan pagi (usia kepala 6) masih setia dengan langkah kakiny yang mulai gontai “orang sekarang kakinya sudah mereduksi menjadi pantat”. Maksudnya, sekarang sudah jarang orang pergi berjalan kaki, tetapi banyak naik mobil atau motor, sehingga otot-otot kaki ini menjadi kurang terlatih buat berjalan dengan jarak yang cukup jauh.

Mari budayakan jalan kaki, bersepeda, otot kaki oke, nafas yahuud, pencemaran no way, sehat jalan terus, budaya positif…. sapa mau ikut gabung jadi pasukan berjalan kaki… bergabunglah menjadi Infantri Sejati. Mari kita tapaki setiap jengkal langkah dengan kaki dan engkau akan tau betapa jauhnya engka berjalan.

Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan (geng motor, klub2 motor), saya tetap akan berjalan kaki dan bersepeda sebelum dipaksa dan terpaksa memakai motor….
(langkahmu itulah keteguhan jiwamu)

Salam
DhaVe

Trotoar Simpang Lima Semarang, 15 Juli 2009, 23:00

22 thoughts on “Evolusi Kaki Manusia Yang Mereduksi Menjadi Pantat

  1. @mBambang; wah mbandingke kok ama malaysia seh…? pokoke Indonesia sajah… terserah artinya apa… apa perlu pake bahasa latin “analis radicularis” hehehhe

  2. @mbin034; wah sama sajah mas…. ntuh eyang-eyang kita yang nyeker, eh bertelanjang kaki malah sehat dan tangguh…kaya orang jaman prasejarah… “ntar jalan-jalan naik motor yuk?” berjalan sambil naik motor….

  3. @mbin034; kan cuma naik doan..k… hehehe kalao dikendarai ntuh beda… kunci on… starter..greng.. klik gigi1..gas… baru dah jalan… cuma dinaikin om.. bensin gak bakal habis kalo gak ditenggak empunya… (walah ngomong apa tha iki…?)

  4. Dah mulai terganggu ama banyaknya motor di jalan, kayak laler2 beterbangan ngelilingin terasi.. Setuju kang, budaya jalan kaki kudu dihidupkan kembali.. Walaupun kl di salatiga masih enak lah jalan kaki kemana2, kl di jakarta musti siap2 make pengaman (saputangan, payung, dsb).. 🙂

  5. @lidyair; setuju, selain payung, masker juga ma ketapel… buat ngembat tuh pengendara yang seenak usus lewat trotoar heheheheee… ayo jalan… laler dijalan mang gak nyaman sekali.. wufhhhh…

  6. kan trotoar juga direduksi buat pengendara motor juga.. xixixiixiiiii (asyeeemb ik).. gimana klo setiap orang di negara ini di kasih keringanan kredit kamera trus kita ajak hunting bareng bro.. niscaya kaki akan kembali kKodratnya begitu pula pantat…. 😀

  7. @alexham; wah anda benar hahahaha….. viewfinder anda tajam sekali… setuju, bisa kredit kamera, frame specialized, wah kakiku akan semakin jauh melangka dan roda sepedaku akan terus berputar…. siip kami tunggu kedatanganmu Sensei…

  8. dan teknologi malah membuat perasaan tidak tersampaikan.kangen sama kartu pos, kartu ucapan selamat hari raya, surat.sekarang semua e-mail.kemaren saya kirim surat via PT Pos Indonesia buat temen saya di luar negri…eh, semua orang ngetawain.semua sama “buat apa?? mending pake e-mail. sehari nyampe. klo pake pos gitu bisa berminggu-minggu”emang itu penting ya? yang penting kan perasaan saya yang ada di surat itu tersampaikan lewat setiap guratan pena (haiah.. *lebay.com*tapi ya gitulah. sedikit sebal sama teknologi tapi da butuh. kumaha deui.bener teu kang?*curhat mode: ON* 😀

  9. timezoneofpii said: dan teknologi malah membuat perasaan tidak tersampaikan.kangen sama kartu pos, kartu ucapan selamat hari raya, surat.sekarang semua e-mail.kemaren saya kirim surat via PT Pos Indonesia buat temen saya di luar negri…eh, semua orang ngetawain.semua sama “buat apa?? mending pake e-mail. sehari nyampe. klo pake pos gitu bisa berminggu-minggu”emang itu penting ya? yang penting kan perasaan saya yang ada di surat itu tersampaikan lewat setiap guratan pena (haiah.. *lebay.com*tapi ya gitulah. sedikit sebal sama teknologi tapi da butuh. kumaha deui.bener teu kang?*curhat mode: ON* 😀

    86 dah deal..

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s